Sulut-Tomohon Corongvisual.com
Kamis, 14 Agustus 2025.
Pesona alam dan kekayaan budaya Kota Tomohon kini terpatri indah dalam sebuah karya batik eksklusif yang memukau. Karya ini lahir dari sentuhan tangan kreatif Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Sulawesi Utara, Ibu Anik Wandriani , dan diperkenalkan secara resmi dalam rangkaian Tomohon International Flower Festival (TIFF) 2025.
Batik istimewa tersebut mengusung motif yang terinspirasi langsung dari keindahan alam Bumi Nyiur Melambai. Danau Linow yang berkilau, Gunung Lokon yang gagah, serta bunga krisan yang mekar anggun—ikon khas Kota Tomohon—terpadu harmonis dalam setiap guratan desainnya. Keindahan ini menjadikan batik bukan sekadar busana, tetapi juga sebuah kanvas bercerita tentang identitas dan pesona daerah.
Dalam proses pembuatannya, setiap detail motif dikerjakan dengan teliti, memadukan unsur seni tradisional dan estetika modern. Pilihan warna lembut yang berpadu dengan sentuhan karakter kuat membuat Batik TIFF memancarkan kesan anggun sekaligus berkelas. Hal ini sejalan dengan semangat melestarikan warisan budaya sambil menyesuaikannya dengan selera masa kini.
Menurut Ibu Anik Wandriani, batik ini lebih dari sekadar produk kerajinan. Ia memandangnya sebagai media promosi pariwisata Sulawesi Utara yang efektif, karena mampu mengangkat potensi lokal ke panggung nasional bahkan internasional. “Batik ini adalah ungkapan rasa cinta pada Sulawesi Utara, khususnya Tomohon, yang dianugerahi alam indah dan budaya unik. Semoga karya ini semakin memperkenalkan potensi daerah kita kepada dunia,” ungkapnya.
TIFF sendiri telah menjadi salah satu agenda pariwisata unggulan di Indonesia, yang setiap tahunnya menarik perhatian wisatawan dari berbagai negara. Kehadiran Batik TIFF menjadi nilai tambah yang memperkaya event tersebut, memberikan pengunjung oleh-oleh visual yang tak hanya bisa dikenang lewat foto, tetapi juga dibawa pulang dalam bentuk busana yang penuh makna.
Masyarakat dan tamu undangan yang hadir tampak antusias menyambut peluncuran batik ini. Banyak yang memuji bagaimana motif-motif alam Tomohon diinterpretasikan menjadi desain yang anggun. Beberapa desainer lokal bahkan menilai karya ini sebagai inovasi yang mampu membuka peluang lebih luas bagi industri fashion daerah.
Dengan lahirnya Batik TIFF, Ibu Anik berharap generasi muda turut termotivasi untuk berkreasi dalam melestarikan kain tradisional. Ia mengajak perajin batik dan pelaku UMKM untuk terus berinovasi agar produk lokal memiliki daya saing tinggi di pasar global.
Batik TIFF Sulut akhirnya bukan hanya menjadi simbol kecintaan pada seni dan budaya, tetapi juga representasi semangat Sulawesi Utara untuk berdiri sejajar dengan daerah-daerah penghasil batik ternama di Indonesia. Dalam satu helai kain, tersimpan cerita tentang alam, tradisi, dan harapan akan masa depan pariwisata yang semakin gemilang.
Natan